Diary Ditsaa

malam ini aku dirundung sepi penuh kekalutan diri. mematung aku disini menulis dengan mata penuh dengan air sedih yang tak kuat untuk ku bendung.
Tuhan, aku disini rapuh. Rapuh menjalani setiap detik dan langkah hidupku. Tuhan, aku rapuh Tuhan. Aku butuh sayapku dahulu. sayap yang bisa nerbangkan aku kemanapun yang aku ingini. Tuhan, sayap itu telah hilang kali ini. hanya serpihan bulu saja yang aku terima.
Tuhan, bolehkah aku mengucapkan satu pintaku padamu :

Tuhan, aku ingin pergi dari kehidupan ini. Menemui-Mu , Menemani-Mu, Kembali pada-Mu. Izinkan aku Tuhan. Nyawaku sudah merapuh untuk hinggap di raga ini. aku tak sanggup Tuhan.
kini keharmonisan menjadi sebuah kekalutan yang tak bertepi. Gejolak amarah kini menghiasi tiang tiang rumah kami. aku hanya bisa memeluk raga ini. aku hanya bisa memandang semua ini, aku hanya bisa diam tanpa bahasa sama sekali. aku hanya...

Leave a Reply